Selasa, 23 September 2014

Sejarah Perkembangan Hadits



BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN HADITS MASA ROSUL SAW DAN SHAHABAT

Sejak resmi diangkat menjadi Nabi dan Utusan Allah pada tahun 610 M yaitu dengan ditandai mulai menerima wahyu al Quran, menjadi kewajiban Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan apa yang diterima tersebut kepada umatnya (QS An Nahl [16] :44 dan Al Maidah [5] : 68). Pada saat itulah tahapan dakwah dimulai karena adanya perintah tabligh dan dengan begitu dimulai pula fase pertama terjadinya hadits. Oleh karenanya, pada masa ini dikenal dengan masa pembentukan dan penyebaran hadits. Permulaan terjadinya hadits adalah seiring-bersamaan dengan awal turunnya wahyu.
 Secara singkat dapat dikatakan bahwa usia hadits adalah seusia dengan Al Qur’an sendiri. Hadits, penampung sunnah Nabi, memuat kebutuhan dasar kaum muslimin: individu dan komunitas. Berkaitan dengan perkembangan hadits pada masa ini, akan dipaparkan  kegiatan penyampaian hadits, melukiskan cara-cara yang digunakan untuk mengajarkan, mempelajari dan memeliharanya, serta faktor-faktor yang membantu shahabat dalam tugas mereka. Saat itu hadits diterima dengan mengandalkan hafalan para sahabat Nabi SAW. Para sahabat belum merasa ada urgensi untuk melakukan penulisan mengingat Nabi masih mudah dihubungi untuk dimintai keterangan-keterangan tentang segala sesuatu.
Terkait dengan itu semua, metode pembelajaran yang ditempuh Nabi saw kepada para shahabatnya tidak lepas dari metode Al Qur’an. Karena Rasul SAW adalah seorang penyampai Kitabullah Ta’ala. Beliau menjelaskan hukum-hukumnya, menegaskan ayat-ayatnya.
A.      Metode dan langkah-langkah Rosul SAW dalam membentuk kepribadian ummatnya.
Dr. muhammad ‘Ajaj Al Khathib menjelaskan tentang metode pengajaran Rasulullah SAW terhadap para shahabatnya sebagai berikut:
1.      Pengajaran bertahap
Tradisi Arab jahiliyah sangat berbahaya bagi aqidah. Al Qur’an menempuh cara bertahap dalam menentang aqidah-aqidah rusak, tradisi yang berbahaya, dan memberantas segala bentuk kemungkaran yang dilakukan oleh manusia pada masa pra Islam. Al Qur’an juga menempuh cara bertahap dalam menancapkan aqidah yang benar, ibadah, hukum, ajaran kepada etika luhur dan membangkitkan keberanian orang-orang yang berada di sekitar Nabi saw agar selalu bersabar dan teguh hati.
Dalam semua hal itulah, Rasul Saw menjelaskan al Qur’an al karim, memberikan fatwa kepada manusia, melerai pihak-pihak yang bersengketa, menegakkan hukuman dan mempraktekkan ajran-ajaran al Qur’an. Semua itu merupakan sunnah.

2.      Pusat-pusat pengajaran
Rasul saw menjadikan Dar al Arqam bin Abdi Manaf di Mekkah sebagai markas dakwah Islam, tatkala pada awalnya dakwah itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Tempat itu dikenal dengan sebutan “Dar al Islam”. Kaum muslimin yang awal berkumpul di sekitar Rasul saw. Menjauhi kaum musyrkin untuk membaca al Qur’an, mempelajari dasar-dasar islam dan menghafal al Qur’an yang sedang turun kepada beliau. Kemudian tak seberapa lama, tempat tinggal Rasul SAW di Mekkah menjadi pusat kegiatan kaum muslimin dan pesantren yang mereka gunakan untuk menerima al Qur’an dan meneguk hadis dari Rasul SAW.
Para sahabat berusaha memahami secara jelas al Qur’an dan saling belajar di antara mereka di manapun mereka bisa singgah. Mereka hendak menguasasi apa yang mereka dengar dari Rasul SAW. Dan menelaah tafsir al Qur’an, yang tidak lain adalah penjelasan Rasul SAW, yakni al hadis. Dengan demikian, penghafalan hadis berjalan berdampingan  dengan penghafalan al Qur’an al Karim sejak masa-masa awal kemunculan Islam. Hal ini akan semakin jelas di sela-sela kajian ini. Selanjutnya, masjid menjadi tempat yang dikenal untuk belajar, memberi fatwa dan menyelesaikan persoalan, di samping fungsinya yang pokok sebagai tempat ibadah dan pemaparan masalah-masalah  umum kaum muslimin.
Namun demikian, pusat kegaitan belajar mengajar tidak terbatas pada tertentu. Tabligh Rasul SAW tidak hanya di tempat tertentu atau kesempatan tertentu pula. Kadang-kadang beliau dimintai fatwa di tengah perjalanan, beliau pun memberikan fatwa. Beliau juga sering diteanya dalam berbagai kesempatan dan kemudian menjawabnya, beliau menyampaikan Islam dalam setiap kesempataan yang mungkin bagi beliau dan di tempat mana saja. Di samping itu, beliau juga memilki majlis yang tidak sedikit jumlahnya, yang digunakan oleh para shahabat untuk “menyantri”. Tatkala beliau duduk, duduk pula para shahabat secara melingkar mengitari beliau. Dari Anas ra., diriwayatkan: Bahwasannya tatkala mereka selesai melaksanakan shalat subuh, mereka duduk membentuk halaqoh, seraya membaca Al Qur’an dan  mempelajari berbagai kefardhuan dan kesunnahan.[1]  Dari sejarah para shahabat dan kehidupan intelektual mereka, kita bisa mengetahui bahwa Rasul SAW tidak pelit terhadap seorang muslim dengan ilmu yang beliau miliki. Belaiu sering duduk bersama para shahabat memberikan pengajaran dan membersihkan hati mereka.

3.      Kebaikan Pendidikan dan Pengajaran
Rasul SAW merupakan figur pendidik, penyelamat dan pengajar sekaligus pembimbing. Betapa tidak demikian, padahal beliau diutus oleh Allah SWT. Untuk menyempurnakan budi pekerti ? beliau bergaul dengan seluruh kaum muslimin secara baik. Bagi mereka, beliau  merupakan saudar yang rendah hati, guru yang bijaksana, bahkan sebagai ayah yang penyanyang. Bila hendak mengajarkan budi pekerti kepada para sahabat, baliau berbicara dengan bahasa yang sangat halus dan yang sangat menyenangkan hati pendengar. Misalnya beliau bersabda :
إنما أنا لكم مثل الوالد إذا آتيتم الغائط فلا تستقبلوا القبلة ولا تستدبروها
Bagi kalian aku hanyalah seperti seorang ayah, karena itu, bila kalian buang hajat, maka janganlah menghadap kiblat  dan jangan (pula) membelakanginya”.[2]
Bila berbicara, Rasul Saw menggunakan makna yang sangat tegas dan rinci. Bahkan kadang kadang mengulang lebih dari satu kali, sehingga yang mendengar mudah hafal. Dari sayyidah A’isyah ra diriwayatkan bahwa beliau tidak berbicara secara beruntun seperti kalian, tetapi beliau berbicara  dengan bahasa yang tegas dan jelas sehinggga bisa dihafal pendengarnya.[3] Riwayat lain menyebutkan pembicara baliau bila ada yang menghitung bisa dihitungnya.[4] Beliau menjelaskan kepada manusia berbagai hukum dengan jelas, sehingga tak  ada pertanyaan lagi bagi pendengar dan tidak ada kesulitan lagi bagi penanya yang ada di hadapan beliau. Sampai-sampai beliau sering memberikan jawaban yang lebih luas dari yang ditanyakan.
4.      Memberikan Variasi
Dari Abdillah bin Mas’ud diriwayatkan, katanya: “Nabi SAW memberkan senggang waktu dalam memeberikan mauidhah kepada kita, karena enggan membuat kami jemu.”[5]
Rasul SAW khawatir para sahabat merasa bosan, sehingga  memperpanjang mauidhah antara satu waktu dengan waktu lainnya. Karena pengajaran dan pengarahan yang berturut-turut membuat jiwa cepat bosan, sehingga tidak efektif. Karena itu, alangkah bijaksananya bila cara Nabi ini juga ditempuh dalam metode pengajaran, danitu pula yang dijadikan pegangan oleh lembaga-lembaga pendidikan dalm merumuskan merodologi pengajarannya. Ia merupakan metode terbaik untuk mengukuhkan berbagai informasi atau pengetahuan yang diberkankepada para siswa. Terkadang Rasul memperpanjang senggang
5.      Memberikan Contoh Praktis
Rasul SAW mengajarkan kepda para sahabat Al Qur’an al Karim, ayat demi ayat dengan menjelaskannya kepada mereka. Sehingga mereka dapat memahaminya mempelajari kandungannya dan mempraktikannya sendiri, baru kemudian menghafal yang lain. Berkenaan denan  hal ini, Abu Abdurahman berkata: telah meriwayatkan kepada kami orang-orang yang mengajarkan al Qur’an kepada kami – seperti Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud dan lain –lain – bahwa bila mereka telah belajar sepuluh ayat dari Nabi Saw, mereka tidak akan melanjutkannya, kecuali telah mengerti ilmu dan amal yang ada di dalamnya. Mereka memberikan pengakuan: Kami belajar al Qur’an, ilmu dan amal sekaligus.[6]
Al A’masy meriwayatkan dari Abu Wa’il dari Abdullah bin Mas’ud, katanya: “seseorang di antara kami, bila telah belajar sepuluh ayat tidak akan melanjutkannya sampai mengerti betul pengertiannya dan mengamalkannya.
Lebih dari itu, ada sebagian shahabat yang bermukim di sisi Rasul Saw untuk mempelajari hukum hukum dan ibadah ibadah dalam Islam, kemudian kembali kepada keluarga dan masyarakatnya  untuk mengajari mereka ilmu agama ini. Salah satu buktinya adalah riwayat yang ditakhrijkan oleh Imam Bukhari dari Malik ibn al Huwarits, katanya: kami datang kepada Nabi SSAW. Kami masih berusia setengah baya. Lalu kami tinggal selama dua puluh hari di sisi beliau. Suatu ketika, beliau mengira bahwa kami telah rindu berat kepada keluarga, dan menanyakan orang-orang kami yang tinggal dalam keluarga kami,. Kami memberitahukan hal ini kepada beliau. Baliau sosok yang sangat santun dan penyayang, lalu beliau bersabda:
إرجعوا إلى اهليكم فعلمواهم ومروهم وصلوا كما رأيتمونى أصلي. وإذا حضرت الصلاة فليؤذّن لكم أحدكم ثم ليؤمّكم أكبركم
Kembalilah kepada keluarga kalian, lalu ajarilah dan perintahkanlah mereka. Shalatlah kalia seperti kalian melihat aku mengajarkan shalat. Dan bila waktu shalat tiba, maka hendaklah salah seorang di antara kalian mengumandangkan adzan untuk kalian. Kemudian hendaklah yang paling tua di antara kalian menjadi Imam.
Hadits-hadits seperti itu menjelaskan kepada kita aspek praktis berkenaan dengan penerapan hukum-hukkum syari’at dan ajaran-ajarannya.
6.      Memperhatikan Situasi dan kondisi
Rasulullah SAW berbicara ekapad orang lain sesuai dengan kadar intelektual mereka. Pembicaraan yang tidaka dapat dipersepsi oleh akal pendengar, terkadang justru menjadikan fitnah, sehingga yang terjadi tidaklah seperti yang dikehendaki.
Rasul SAW benar benar berbicara kepada mereka yang hadir dengan bahasa yang adapat mereka tangkap pengertiannya, sehingga seorang pedalaman, dengan kekeran katekternya mampu memahami. Demikian pula orang kota, dapat memahaminya sesuai dengan pola hidup dan kondisi lingkungannya,. Di samping itu, beliau juga memperhatikan perbedaan daya tangkap, kecerdasan dan kemamuan alami maupun hasil latihan mereka dalam berfikir. Kepada orang yang cerdas, beliau cukup memberikan isyarat. Salah satu buktinya adalah riwayat dari Abu Hurairah, katanya: Ada seseorang dari warga Farazah menghadap nabi SAW, seraya melapor: “sesungguhnya istriku melahirkan anak yang berkulit hitam, dan aku tidak mengakuinya
7.      Memudahkan dan tidak memberatkan
Beliau selalu mengajak berbuat kemudahan. Dari Ibn Abbas, dari Nabi SAW, diriwayatkan bahwa beliau bersabda:
8.    علّموا ويسّروا ولاتعسّروا وإذا غضب أحدكم فليسكت
Mengajarlah kalian. Permudahlah dan jangan mempersulit. Dan bila salah seorang di antara kalian marah, maka hendaklah diam.

Dan dari Anas ra. Dari Nabi SAWm diriwayatkan bahwa beliau bersabda:
9.    يسّروا ولاتعسّروا وبشّروا ولا تنفّروا
Permudahlah dan jangan mempersulit. Gembirakanlah dan jangan membuat orang lain lari.


8.   Pengajaran bagi Perempuan
      Rasulullah SAW memberikan pengajaran khusus kepada para wanita di tempat khusus pula. Banyak dari kaum perempuan yang menanyakan berbagai persoalan keagamaan kepada Rasul saw. Sayyidah Aisyah berkata: “wanita terbaik adalah wanita Anshar. Mereka tidak terhalang oleh rasa malu untuk mendalami agama.”[7]

B.      Perhatian Rasul terhadap Ilmu
    1. Rasulullah Saw secara tegas memerintahkan untuk menuntut ilmu, Sabda beliau:
طلب العلم فريضة على كل مسلم  (أخرجه ابن ماجه)
    1. Rasul juga memerintahkan untuk menyampaikannya kepada orang lain.
ألا ليبلغ الشاهد الغائب (أخرجه ابن ماجه)
“ingatlah, hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.”
    1. Rasul menjelaskan status ulama (orang yang berlimu)
العلماء ورثة الأنبياء
C.      Cara-cara sahabah memperoleh sunnah dari Nabi SAW:
    1. Majlis-majlis ilmu
    2. Pertemuan-pertemuan umum, seperti ketika haji wada’ dan fathu makkah
    3. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Rasul SAW
    4. Kejadian-kejadian yang terjadi pada kaum muslimin
    5. Berbagai peristiwa yang disaksikan oleh sahabat dan bagaimana Rasul melaksanakannya
    6. Para sahabat yang mengemukakan masalah, bertanya, dan berdialog langsung dengan Nabi SAW.
D.     setting sosial masyarakat Islam awal yang ummi terkait dengan kebolehan dan larangan menulis hadis.
Saat itu hadits diterima dengan mengandalkan hafalan para sahabat Nabi. Para sahabat belum merasa ada urgensi untuk melakukan penulisan mengingat Nabi mash mudah dihubungi untuk dimintai keterangan-keterangan tentang segala sesuatu.
Polemik dibolehkan tidaknya penulisan hadits timbul karena ada beberapa hadits yang mendukung, baik pembolehan maupun pelarangan.
Hadits pelarangan sering diangkat tanpa didampingi dengan hadits pembolehan
Polemik ini dapat mudah diselesaikan dengan mengkaji hikmah dibalik adanya pelarangan
E.      penyebaran Hadits Pada Masa Nabi SAW
    1. sunnah tersebar bersama al Qur’an al Karim sejak masa awal dakwah Islam
    2. Faktor yang mendukung tersebarnya sunnah ke berbagai penjuru, antara lain:
                                                               i.      Kegigihan Rasul dalam menyampaikan dakwah
                                                             ii.      Kegigihan dan kemauan keras pada sahabat dalam menuntut, menghafal, dan menyampaikan ilmu
                                                           iii.      Para ummul mukminin dan sahabiyah
                                                           iv.      Para utusan Rasul SAW, dan Lain-lain
    1. Sementara untuk penulisan hadits pada masa Nabi SAW, terdapat hadits yang melarang dan membolehkan (terjadi polemik)
F.      terjadinya kritik hadis pada masa Rosul SAW dan sahabat

Dalil pelarangan penulisan hadits dan pelarangan membuat hadits palsu.
عن أبي سعيد الخدري أنّ رسول الله صلّى الله عليه وسلم قال: لاتكتبوا عنّى ومن كتب عنّى غير القرأن فليمحه, وحدّثوا عنّى ولا حرج, ومن كذب عليّ فليتبوّأ مقعده من النّار
dari Abu said al Khudri ra, Rasulullah SAW bersabda; “Janganlah kalian menulis dariku, dan barang siapa yang menulis dariku selain al Qur’an maka hendaklah dia menghapusnya. Dan bicarakanlah tentangku tanpa masalah, dan barang siapa yang berbohong atas namaku maka dia sudah mendudukan kursinya di neraka. (HR. Muslim, al-Daruqutni, ahmad)
عن أبي هريره انّ رسول الله صلى الله عليه وسلم خطب فذكر القصّة في الحديث. قال أبو شاة: اكتبوا لى يا رسول اللهز فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: اكتبوا لأبي شاه
dari Abu Hurairoh ra, Rasulullah SAW berkhutbah pada haji wada’ lalu seorang bernama Abu Syah berkata: Wahai Rasulullah SAW , tolong tuliskan untuk saya (apa yang engkau khutbahkan). Rasulullah SAW pun berkata kepada beberapa orang shahabat: kalian tuliskan untuk Abu Syah.
Hadits di atas jelas sekali menunjukkan pembolehan penulisan hadits. Namun hadits sebelumnya menunjukkan larangannya. Bagaimana menyikapi keadaan kedua hadits yang bertentangan. Ada solusi yang dikemukakan oleh para ulama hadits.
1.      Dengan pendekatan nasikh dan mansukh. Artinya:
a.       Hadits pelarangan dihapus hukumnya dengan hadits pembolehan, apalagi hadits pembolehan diperkatan pada tahun 8 H, ketika Haji Wada’
b.      Namun jika ini dijadikan alasan, Abu Said al Khudri dikatan masih tetap enggan menulis hadits sampai akhir hayatnya
c.       Ada riwayat bahwa Abu Bakar sempat membakar lembaran-lembaran hadits, serta Umar pernah mempunyai gagasan untuk penulisan hadits. Namun niatan itu diurungkan setelah melakukan isikhoroh
2.      Rasulullah SAW mempunyai dua kebijakan:
a.       Melarang kalangan umum untuk menulis hadits
b.      Membolehkan beberapa orang sahabat menulis hadits
Hikmah
-          Ketika Rasulullah SAW melarang penulisan hadits, baginda melarangnya untuk meyoritas sahabat, namun untuk orang tertentu, Rasulullah SAW tetap membolehkannya
-          Di antara para sahabat yang mendapat izin adalah Abdullah ibn Amru ibn Al Ash (w.65 H/685 M)
-          Di antara sahabat yang menulis hadits adalah Abdullah bin Abbas (w.68 H/687 M), ‘ali bin Abi tholib (w.40 H/661 M), Sumroh (Samuroh) bin Jundab (w.60 H), Jabir bin Abdullah (w.78 H), dan Abdullah bin Abi Auf (w.86 H)

HADITS PADA MASA SAHABAT
Pengantar mengenal Shahabat
Sahabat adalah mereka yang bertemu dengan Rasulullah SAW dalam keadaan mu’min dan meninggal dalam keadaan mu’min. masalah yang diperdebatkan adalah: bertemu atau melihat, usia waktu bertemu, keyakinan waktu bertemu, berapa lama pertemuan/persahabatan itu.
Keutamaan sahabat diukir dalam al Qur’an:
محمد رسول الله والذين معه أشدّاء على الكفار رحماء بينهم تراهم ركّعا سجّدا يبتغون فضلا من الله ورضوانا سيماهم في وجوههم من أثر السجود ذلك مثلهم في التوراة ومثلهم في الإنجيل كزرع أخرج شطأه فأزره فاستغلظ فاستوى على سوقه يعجب الزراع ليغيظ بهم الكفّار وعد الله الذين ءامنوا وعملوا الصالحات منهم مغفرة وأجرا عظيما
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridlloan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud

والسّابقون الأولون من المهاجرين والأنصار والذّين  اتبعوهم بإحسان رضى الله عنهم ورضوا عنه وأعدّلهم جنات تجرى تحتها الانهار خالدين فيها أبدا ذلك الفوز العظيم
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.

Keutamaan sahabat dalam hadits:
عن أبي سعيد قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لاتسبوا أحد من أصحابي فإنّ أحدكم لو أنفق مثل احد ذهبا ما أدرك مدّا أحدهم ولا نصيفه (مسلم : 4611)
Janganlah kalian mencaci maki seorang darisahabatku, sesunggunya tidaklah seorang dari kalian, kalaulah dia mengeluarkan harta emas sebesar gunung uhud, tidak akan menyamai apa yang telah mereka nafkahkan walau sebesar satu mud atau nafisnya.
عن عبد الله قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خير أمتي القرنُ الذين يلوني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ( مسلم: 4599)
Sebaik-baik umatku adalah mereka yang hidup pada abad setelahku, kemudian abad setelah mereka, selanjutnya abad setelah yang kedua

Faktor keutamaan shahabat:
1.      Melihat nabi dan hidup bersama-sama Nabi
2.      Murid langsung Rasulullah SAW
3.      Dididik, diajar, dinasehati langsung oleh Rasulullah SAW

Keadilan shahabat:
Jumhur ulama sepakata bahwa sahabat adalah orang yang terpercaya. Tetapi sebagian kelompok memaknai bahwa sahabat tidak semuanya adil, karena mereka adalah manusia biasa. Oleh kerenanya, konsep memaknai keadilan sahabat adalah: sahabat harus dimaknakan sebagai berikut:
a.       Sahabat bukanlah Nabi
b.      Sahabat adalah manusia biasa seperti kita
c.       Sahabat bersalah, berdosa dan khilaf
d.      Sahabat ada yang shaleh sekali, ada yang biasa-biasa saja,
e.       Didikan Rasulullah SAW langsung, maka sedikit yang kurang ajar

Sahabat yang pertama masuk Islam:
Laki-laki                      : Abu Bakar
Perempuan                : Khadijah
Budak                         : Bilal
Anak-anak                  : Ali bin Abi Tholib
Jumlah sahabat          : 1 :10.000 orang yang berhaji bersama Rasulullah SAW
Pendapat Abu Zur’ah 114.000 sahabat
Cara mengetahui sahabat:
-          Kabar yang mutawatir, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali
-          Kabar yang Masyhur, seperti Ukkasyah ibn Muhsin, Dhamam ibn Tsa’labah
-          Kabar Ahad/satu, seperti kesaksian Abu Musa al Asy’ari bahwa Hammah ibn Abi Hammah yang meninggal di Asbaha, pernah mendengar dari Nabi SAW
-          Pengakuan seseorang bahwa dia adalah sahabat Nabi, dengan syarat bahwa oang  tersebut sudah diakui kredibilitas kejujurannya
-          Persaksian tabi’in bahwa seseorang adalah seorang sahabat Nabi SAW. Jika memenuhi syarat yang sudah dimaklumi bersama
Peringkat Sahabat menurut al Hakim:
1.      Mereka yang masuk Islam pada masa awal di Makkah, seperti Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali
2.      Mereka yang masuk Islam sebelum perundingan di Dar al Nadwaj
3.      Mereka yang berhijrah ke al Habasyah
4.      Mereka yang ikut bai’at aqobah pertama
5.      Mereka yang ikut bai’at aqobah kedua
6.      Mereka yang berhijrah ke Madinah gelombang pertama
7.      Mereka yang ikut perang Badr
8.      Mereka yang berhijrah dari masa setelah perang Badr sampai Hudaibiyah
9.      Mereka ikut bai’at Ridwan
10.  Mereka yang berhijrah dari masa setelah perang Badr sampai hudaibiyah
11.  Mereka yang masuk Islam pada fath Makkah
12.  Anak-anak yang pernah melihat Nabi, termasuk yang ikut pada waktu haji wada

Sahabat yang paling meriwayatkan hadits:
Abu Hurairah (L 19 sH., w. 59 H)                : 5374 hadits
Ibn Umar (L 10 sH., w. 73 H)                       : 2630 hadits
Anas bin Malik (L10 sH., w. 93 H)               : 2286 hadits
A’isyah binti Abu Bakar (w. 57 H)               : 2210 hadits
Abdullah bin Abbas (L 3 sH., w. 68 H)        : 1660 hadits
Jabir ibn Abdillah (L 6 sH., w. 78 H)                        : 1540 hadits
Abu sa’id al-Khudri ( L 13 sH., w. 74 H)     : 1170 hadits

Gelar sahabat
Abu Bakar                                          : al-Siddiq
Umar                                                   : al-Faruq
Utsman                                               : Zun Nurain
Ali                                                        : Bab il-‘ilmi
Hasan & Husein                                 : Sayyid syabab ahl Jannah
Istri-istri Nabi                                    : Ummul Mu’minin
Abu Ubaidah                                      : Amin Hadzihi al-Ummah
Khalid bin Walid                                : Saif al-Islam
Hamzah                                              : singa padang pasir

Shahabat yang paling akhir meninggal berdasarkan letak daerah:
Madinah         : al Sa’ib ibn yazid ibn Sa’id al Kindi                        : 91 H
Ta’if                : Abdullah ibn Abbas                                                : 68 H
Basrah                        : Anas bin Malik                                             : 93 H
Kufah              : Abdullah bin Abi Aufa                                : 87 H
Syam               : Abdullah bin Bisyr al Mazini                      : 96 H
Mesir              : Abdullah ibn Harits al Zabidi                     : 86 H
Sijistan            : Al-Ada’ ibn Khalid                                       : setelah 100 H
Absahan         : al-Nabighoh al Ja’di                                     : 55 H
Mekah             : Abu al Tufail, ‘Amir bin Wa’ilah al Laytsi : 110 H

Perkembangan hadits pada masa khulafa al Rasyidin
Pada periode ini periwayatan hadits pada masa Abu bakar dan Umar ibn Khottob masih terbatas disampaikan kepada yang memerlukan saja, belum bersifat pengajaran resmi. Demikian juga penulisan hadits. Pada periode shahabat menurut pengamatan al Hakim (w. 405 H) dan al-Dzahabi (w. 748 H) adalah abu Bakar al Shidiq (w. 13 H) sebagai tokoh perintis pemberlakuan uji kebenaran informasi hadits.
Periwayatan hadits begitu sedikit dan lamban. Hal ini disebabkan kecenderungan mereka untuk membatasi atau menyedikitkan riwayat (taqlil al Riwayah), di samping sikap hati-hati dan teliti para sahabat dalam menerima hadits.
Ali bahkan hanya mau menerima hadits perorangan jika orang tersebut bersedia di sumpah. Pada masa ini mucul sektarianisme yang bertendensi  politis menimbulkan perbedaan pendapat dan pertentangan, bukan saja dalam bidang politik dan pemerintahan, tapi juga dalam ketentuan-ketentuan keagamaan. Dari suasana ini muncul pemalsuan hadits.




[1] Majma’ az Zawaid, juz 1, hal 132
[2] Lihat musnad Imam Ahmad, hlm. 100, hadits 7362, juz III. Lihat fath al Bariy, hlm. 255, juz I
[3] Lihat al Jami’ Li Akhlaq ar Rawi wa Adab as Sami’, hlm 96 /B dan Fath al Bariy hl, 390, juz VII
[4] Fath al bariy, hl, 289, juz VII
[5] Ibid, hlm 172 dan 173 juz I
[6] Tahdzib-tahdzib hlm 183 juz V
[7] Lihat Fatchul Bariy , juz 1,. Hlm. 239

36 komentar:

  1. NAMA : DILAIFA NURDIANA
    NIM : 2014114065
    HUKUM EKONOMI SYARIAH (B)

    HADITS
    1. Kasih sayang

    عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ ا لْجَنَّةَ ».
    “Dari Suhaili, dari ayahnya dan dari Abu Hurairah. Rosulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda : ”Merugilah ia (sampai 3 kali). Para Shahabat bertanya : ”siapa ya Rosulullah?Rosulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda :“Merugilah seseorang yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah satunya di saat mereka tua renta, namun ia tidak masuk surga” (HR. Muslim).

    2. Akhlaq


    عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال : لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم فَاحِشاً وَلاَ مُتَفَحِّشاً وَكَانَ يَقُوْلُ : إِنَّ مِنْ خِيَارُكُمْ أَحْسَنُكُمْ أًخْلاَقاً رواه البخاري.

    Dari Abdullah bin Amru berkata: Nabi tidak pernah berbuat keji sendiri tidak pula berbuat keji kepada orang lain. Beliau bersabda: “Sesungguhnya termasuk sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR Bukhari)

    3. Jual Beli


    عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَاضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيِّعَانِ بِالخِيَارِ مَالمْ يَتفَرَّقَا أَوْ قَالَ حَتتّى يَتَفَرّقَا فَاِنْ صَدَقَ وَبَيّنَا
    بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
    “Ada hadist yang semakna dari hadist Hakim bin Hizam, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Dua orang yang berjual beli mempunyai hak pilih selagi belum berpisah, atau beliau bersabda, Hingga keduanya saling berpisah, jika keduannya saling jujur dan menjelaskan, maka keduanya saling menyembunyikan dan berdusta, maka barakah jual beli itu dihapuskan.

    4. Mukharabah

    عَنْ اِبْنِ عُمَرَاَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَلَ أَهْلَ خَيْبَرَ بِشَرْطِ مَايَخْرُجُ مِنْهَا مِنْ ثَمَرٍ اَوْزَرْعٍ (رومسلم)
    Artinya:
    Dari Ibnu Umar: “Sesungguhna Nabi SAW. Telah memberikan kebun kepada penduduk khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari penghasilan, baik dari buah – buahan maupun dari hasil pertahun (palawija)” (H.R Muslim)

    5. jual beli salam

    عَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَدِمَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم اَلْمَدِينَةَ, وَهُمْ يُسْلِفُونَ فِي اَلثِّمَارِ اَلسَّنَةَ
    وَالسَّنَتَيْنِ, فَقَالَ: ( مَنْ أَسْلَفَ فِي تَمْرٍ فَلْيُسْلِفْ فِي كَيْلٍ مَعْلُومٍ, وَوَزْنٍ مَعْلُومٍ, إِلَى أَجَلٍ مَعْلُومٍ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَلِلْبُخَارِيِّ:
    مَنْ أَسْلَفَ فِي شَيْءٍ.
    Ibnu Abbas berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam datang ke Madinah dan penduduknya biasa meminjamkan buahnya untuk masa setahun dan dua tahun. Lalu beliau bersabda: “Barangsiapa meminjamkan buah maka hendaknya ia meminjamkannya dalam takaran, timbangan, dan masa tertentu.” Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Bukhari: “Barangsiapa meminjamkan sesuatu.”


    BalasHapus
  2. Nama : Aris Styawan
    Nim : 2014114033
    Kelas : HES (A)

    1). Hadits tentang jual beli
    *Jual Beli*

    حَدِثْ العَبَاسِ بِنْ الوَلِيْدِ مَشْقِيْ ثنا مَرْوَانْ بِنْ مُحَمَّدُ ثنا عَبْدُالعَزِيْزِابِنْ مُحَمَّدُ عَنْ دَاوُدْ بِنْ صَالِحْ المَدَنِي عَنْ أَبِيْهِ قَالَ: سَمِعْتُ أَبُا سَعِيْدٌالخُدْرِيْ يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّمَااْلبَيْعُ عَنْ تَرَاضٍ (رواه ابن ماجه)
    Al-Abbas bin Walid Al-Dimasyqi bercerita kepada kami, Marwan bin Muhammad bercerita kepada kami, “Abdul Al-Aziz bin Muhammad bercerita kepada kami, dari Dawud bin shalih Al-Madani, dari bapaknya, ia berkata: saya mendengar Abu Sa’id Al-Khudri berkata: Rosulullah SAW bersabda: “ Hanyalah sesungguhnya jual beli itu berdasarkan saling rela”

    2). Hadits tentang Pegadaian
    *Pegadaian*

    عَنْ أَنَسِى- رَضِيَّ اللهُ عَنْهُ- قَالَ لَقَدْ رَهَنَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دِرْ عًا لَهُ بِا لمَدِيْنَةِ عِنْدَ يَهُدِ ىِّ وَأَخَذَ مِنْهُ شَعِيْرًا لأَهْلِهِ.
    Dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhya Nabi SAW pernah menggadaikan baju besinya di Madinah kepada orang yahudi, sementara beliau mengambil gandum dari orang tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga beliau (HR. Bukhori 11/729 (no.1963) dalam kitab AL-BUYU)

    3). Hadits tentang Syirkah
    *Syirkah*

    عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَ نَا لِثِ الشَّرِيْكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُ هُمَا صَاجِبَهُ فَإِذَ اخَانَا خَرَجْتُ مِنْ نَيْنِهِمَا (رواه أبو داود وصحّحه الحاكم)
    Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Rosulullah SAW bersabda: “ ALLAH berfirman: Aku adalah orang ketiga dari dua orang yang bersekutu, selama salah satu temannya tidak menghianati temannya, Jika salah satunya menghianati, maka aku keluar dari antara mereka berdua. (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Al-Hakim)

    6). Hadits tentang Pajak
    *Pajak*

    عَنْ أَبِيْ الخَيْرِ قَالَ: عَرَضَ مَسْلَمَهُ بْنُ مُحَلَّذٍ وَكَانَ اُمِيْرًا عَلَى مِصْرَ عَلَى رُوَيفِعِ بْنِ تَا بِتٍ أَنْ يُوَلِّيَهُ العُشُرَ فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: إِنَّ صَا حِبَ المَكْسِ فِيْ النَّارِ.
    "Dari Abu Khair ra. Beliau berkata: Maslamah bin makhlad ( gubernur di negeri mesir sa’at itu) menawarkan tugas penarikan pajak kepada Ruwafi bin Tsabit ra. Maka ia berkata: “ Sesungguhnya para penarik/pemungut pajak (diadzab) di neraka”. (HR. Ahmad 4/143, Abu Dawud 2930)

    4). Hadits tentang Hutang Piutang
    *Hutang Piutang*
    Orang yang berhutang hendaknya ia berusaha melunasi hutangnya sesegara mungkin tatkala ia telah memiliki kemampuan untuk mengembalikan hutangnya itu. Sebab orang yang menunda-nunda pelunasan hutang padahal ia telah mampu, maka ia tergolong orang yang berbuat zhalim. Sebagaimana hadits berikut:

    عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَطْلُ الغَنِيِّ ظُلْمٌ فَإِذَ اأُتْبَعُ أَحَدُ كُمْ عَلَّى ملي فليتبعز
    Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rosulullah SAW bersabda: memperlambat pembayaran hutang yang di lakukan oleh orang kaya merupakan perbuatan zhalim, jika salah seorang kamu dialihkan kepada orang yang mudah membayar hutang maka hendaklah beralih (diterima pemgalihan tsb). (HR.Bukhori dalam shahihnya IV/585 no. 2284 dan Muslim dalam shahihnya V/471 no 3978 dari hadits Abu Hurairah.




    BalasHapus
  3. Nama : Laila syifa
    NIM : 2014114008
    Kelas : HES (A)

    HADITS
    1. Kasih sayang

    عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُهُ ». قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « مَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا ثُمَّ لَمْ يَدْخُلِ ا لْجَنَّةَ ».
    “Dari Suhaili, dari ayahnya dan dari Abu Hurairah. Rosulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda : ”Merugilah ia (sampai 3 kali). Para Shahabat bertanya : ”siapa ya Rosulullah?Rosulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda :“Merugilah seseorang yang hidup bersama kedua orang tuanya atau salah satunya di saat mereka tua renta, namun ia tidak masuk surga” (HR. Muslim).

    2. Akhlaq


    عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال : لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم فَاحِشاً وَلاَ مُتَفَحِّشاً وَكَانَ يَقُوْلُ : إِنَّ مِنْ خِيَارُكُمْ أَحْسَنُكُمْ أًخْلاَقاً رواه البخاري.

    Dari Abdullah bin Amru berkata: Nabi tidak pernah berbuat keji sendiri tidak pula berbuat keji kepada orang lain. Beliau bersabda: “Sesungguhnya termasuk sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR Bukhari)

    3. Jual Beli


    عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَاضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيِّعَانِ بِالخِيَارِ مَالمْ يَتفَرَّقَا أَوْ قَالَ حَتتّى يَتَفَرّقَا فَاِنْ صَدَقَ وَبَيّنَا
    بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
    “Ada hadist yang semakna dari hadist Hakim bin Hizam, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, Dua orang yang berjual beli mempunyai hak pilih selagi belum berpisah, atau beliau bersabda, Hingga keduanya saling berpisah, jika keduannya saling jujur dan menjelaskan, maka keduanya saling menyembunyikan dan berdusta, maka barakah jual beli itu dihapuskan.

    4. Hadits tentang Pegadaian

    عَنْ أَنَسِى- رَضِيَّ اللهُ عَنْهُ- قَالَ لَقَدْ رَهَنَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: دِرْ عًا لَهُ بِا لمَدِيْنَةِ عِنْدَ يَهُدِ ىِّ وَأَخَذَ مِنْهُ شَعِيْرًا لأَهْلِهِ.
    Dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhya Nabi SAW pernah menggadaikan baju besinya di Madinah kepada orang yahudi, sementara beliau mengambil gandum dari orang tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga beliau (HR. Bukhori 11/729 (no.1963) dalam kitab AL-BUYU)

    5. Hadits tentang Syirkah

    عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَ نَا لِثِ الشَّرِيْكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُ هُمَا صَاجِبَهُ فَإِذَ اخَانَا خَرَجْتُ مِنْ نَيْنِهِمَا (رواه أبو داود وصحّحه الحاكم)
    Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Rosulullah SAW bersabda: “ ALLAH berfirman: Aku adalah orang ketiga dari dua orang yang bersekutu, selama salah satu temannya tidak menghianati temannya, Jika salah satunya menghianati, maka aku keluar dari antara mereka berdua. (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Al-Hakim)

    BalasHapus
  4. Nama : Ninik Indayani
    NIM : 2014114009
    Kelas : HES (A)

    1. Hadits tentang kasih sayang
    Hadits Tirmidzi 1845
    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ حَدَّثَنَا قَيْسٌ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ لَا يَرْحَمُهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَابْنِ عُمَرَ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
    Siapa yg tak mengasihi manusia, maka Allah tak akan mengasihinya. Abu Isa berkata; Ini adl hadits hasan shahih.
    Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Abu Sa'id, Ibnu Umar, Abu Hurairah & Abdullah bin Amr. [HR. Tirmidzi No.1845].
    2. Hadits tentang jual beli
    من باع بيعتين في بيعة فله أوكسهما أو الربا
    Barangsiapa yang menjual dengan dua penjualan dalam satu transaksi, maka baginya harga yang terendah atau riba [HR. Abu Dawud no. 3461, Ibnu Hibban no. 4974, Al-Haakim no. 2292, dan Al-Baihaqi 3/343; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahiihah no. 2326]. [2]
    3. Hadits tentang akhlak
    Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
    Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
    4. Hadits tentang syirkah


    عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَ نَا لِثِ الشَّرِيْكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُ هُمَا صَاجِبَهُ فَإِذَ اخَانَا خَرَجْتُ مِنْ نَيْنِهِمَا (رواه أبو داود وصحّحه الحاكم)
    Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Rosulullah SAW bersabda: “ ALLAH berfirman: Aku adalah orang ketiga dari dua orang yang bersekutu, selama salah satu temannya tidak menghianati temannya, Jika salah satunya menghianati, maka aku keluar dari antara mereka berdua. (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Al-Hakim)
    5. Hadits tentang pajak

    عَنْ أَبِيْ الخَيْرِ قَالَ: عَرَضَ مَسْلَمَهُ بْنُ مُحَلَّذٍ وَكَانَ اُمِيْرًا عَلَى مِصْرَ عَلَى رُوَيفِعِ بْنِ تَا بِتٍ أَنْ يُوَلِّيَهُ العُشُرَ فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: إِنَّ صَا حِبَ المَكْسِ فِيْ النَّارِ.
    "Dari Abu Khair ra. Beliau berkata: Maslamah bin makhlad ( gubernur di negeri mesir sa’at itu) menawarkan tugas penarikan pajak kepada Ruwafi bin Tsabit ra. Maka ia berkata: “ Sesungguhnya para penarik/pemungut pajak (diadzab) di neraka”. (HR. Ahmad 4/143, Abu Dawud 2930)

    BalasHapus
  5. Nama : Putri maghfiroh
    kelas : HES B
    NIM : 2014114041

    Hadits pajak

    حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ . حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ عَنْ شُرَيْكٍ عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ عَنِ الشَّعْبِيْ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍ أَنَّهَا سَمِعَتْهُ تَعْنِيْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : - يَقُوْلُ ( لَيْسَ فِيْ الْمَالِ حَقٌّ سِوَى الزَّكَاةِ ) [1]
    “Ali Bin Muhammad telah menceritakan kepada kami, Yahya Bin Adam menceritakan kepada kami dari Syuraik, dari Abi Hamzah, dari asy-Sya’bi, dari Fatimah Binti Qais bahwa sesungguhnya dia mendengarkannya yakni Nabi SAW bersabda: Tidak ada hak dalam harta kecuali zakat

    BalasHapus
  6. Nama : Himatul Jamilah
    Kelas : HES B
    NIM : 2014114040

    Hadits Hutang Piutang

    حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ
    “Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Zakariya bin Abu Za`idah dari Sa'ad bin Ibrahim dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang mukmin itu terhalang dengan hutangnya, hingga dibayar hutang tersebut."

    BalasHapus
  7. Nama : Mir'atun Kh.
    kelas : HES B
    NIM : 2014114054

    حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ زَكَرِيَّا بْنِ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ
    “Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Zakariya bin Abu Za`idah dari Sa'ad bin Ibrahim dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang mukmin itu terhalang dengan hutangnya, hingga dibayar hutang tersebut."

    BalasHapus
  8. NAMA : RIZKA ARUM PUSPITA
    NIM : 2014114077
    KELAS :HES B

    . HADITS GADAI


    1- حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بنُ اَبى شَيْبَةَ. ثَنَا حَفْضُ بْنُ غِيَاثٍ. عَنِ اْلأَعْمَاشِ، عَنْ إِبْرَاهِيْمَ. حَدَّثَنىِ اْلأَسْوَدُ عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْتَرَى مِنْ يَهُوْدِيٍّ طَعَامًا إِلىَ أَجَلٍ، وَرَهَنَهُ دِرْعَهُ.
    اشْتَرَى: membeli
    إِلىَ أَجَلٍ:secara tempo
    وَرَهَنَهُ دِرْعَهُ: baju besinya dijadikan jaminan atas barang yang ditempo
    1. Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; me-wartakan kepada kami Hafsh bin Ghiyats, dari Al-A'masy, dari Ibrahim; fflewartakan kepadaku Al-Aswad, dari 'A-isyah, bahwasanya Nabi saw. membeli makanan dari seorang Yahudi secara bertempo, sedangkan be-liau menggadaikan baju besinya kepada Yahudi itu.

    Maka dari itu dapat diperoleh suatu pengertian bahwa secara tegas rahn adalah barang tanggungan yang dipegang oleh orang yang meminjamkan uang sebagai pengikat di antara keduanya. Meskipun pada dasarnya tanpa hal tersebut pun pinjam meminjam tersebut tetap sah. Namun untuk lebih menguatkannya, maka dianjurkan untuk menggunakan barang gadai.

    2- حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِبْنُ أبىِ شَيْبَةَ، ثَنَا وَكِيْعً عَنْ زَكَرِيَّا، عَنِ الشَّعْبِىِّ، عَنْ اَبىِ هُرَيْرَةَ: قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "اَلظًّهْرُ يُرْكَبُ إِذَا كَانَ مَرْهُوْنًا، وَلَبَنُ الدَّارِ يُشْرَبُ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا. وَعَلىَ الَّذِى يَرْكَبُ وَيَشْرَبُ نَفَقَتُهُ"
    يُرْكَبُ: bisa dinaiki
    مَرْهُوْنً: apabila menjadi barang gadai
    وَعَلىَ الَّذِى: dan wajib atasnya orang yang menunggangi
    نَفَقَتُه: menafkahi barang gadaian itu

    2. Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; me-wartakan kepada kami Waki', dari Zakariyya, dari Asy-Sya'biy, dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Punggung binatang itu boleh dinaiki jika menjadi barang gadaian. Dan susu yang memancar boleh diminum, apabila menjadi barang gadaian. Dan bagi orang yang menunggangi serta meminum (susunya) berkewajiban memberinya naf-kah (makan).

    Dijelaskan bolehnya menunggangi atau meminum susu (mengambil manfaat dari padanya) barang gadaian itu dengan syarat apa yang dinikmatinya itu harus diganti atau si pengambil manfaat harus ikut merawat barang gadaian tersebut.
    3- حَدَثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَمِيْدٍ. ثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ الْمُخْتَارِ، عَنْ اِسْحَقَ بْنِ رَاشِدٍ، عَنِ الزُّهْرِ، عَنْ سَعِيْدِبْنِ الْمُسَيَّبِ، عَنْ أَبىِ هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ "لاَ يَغْلَقُ الرَّهْن"

    يَغْلَق:tertutup

    3. Mewartakan kepada kami Muhammad bin Humaid, mewariskan kepada kami Ibrahim bin Al-Mukhtar, dari Ishaq bin Rasyid, dari Az-Zuhriy, dari Sa'id bin Al-Musayyab, dari

    BalasHapus
  9. NAMA ; MUHAMMAD ILMI
    NIM ;2014114056
    KELAS; HES B

    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ ابْنِ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)) الظَّهْرُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا, وَلَبَنُ الدَّرِّ يُشْرَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا, وَعَلَى الَّذِي يَرْكَبُ وَيَشْرَبُ النَّفَقَةُ((

    Terjemah:
    Telah menceritakan kepada kami muhammad bin muqatil telah mengabarkan kepada kami ‘abdullah telah mengabarkan kepada kami zakariyah dari asy-sya’biy dari abu hurairah radliallahu ‘anhu berkata; rasulullah saw bersabda: binatang tunggangan yang digadaikan boleh ditunggangi kerena nafkah yang ia berikan, susu hewan juga boleh diminum bila digadaikan dengan pembayaran tertentu, dan terhadap orang yang mengendarai dan meminum susunya wajib membayar” (HR.Imam Bukhari)

    BalasHapus
  10. Nama : Vera Fitriyani
    NIM : 2014114072
    Kelas : Hukum Ekonomi Syariah B

    1. Kasih sayang sebagai jalan memperoleh rahmat Allah

    حَدِيثُ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَا يَرْحَمِ النَّاسَ لَا يَرْحَمْهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
    Diriwayatkan daripada Jarir bin Abdullah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Siapa yang tidak menyayangi sesama manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya (H.R. Bukhory, Kitab Adab, Hadits No.5554)

    2. Akhlak
    An-Nawwaas bin Sim'aan Al-Anshary radiyallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan dan keburukan, dan Rasulullah menjawab:
    «الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» [صحيح مسلم]
    Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya. [Sahih Muslim]

    3. Gadai/Rohen
    حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ الرَّهْنُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ وَيُشْرَبُ لَبَنُ الدَّرِّ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا
    31.4/2328. Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Zakariya' dari 'Amir dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesuatu (hewan) yang digadaikan boleh dikendarai untuk dimanfaatkan, begitu juga susu hewan boleh diminum bila digadaikan.

    4. Hutang Piutang
    « مَنْ حَمَلَ من أُمَّتِـي دَيْناً وَجَهِدَ فـي قَضَائهِ فماتَ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَهُ، فأَنَا وَلِـيُّهُ »
    “”Barang siapa dari umatku memikul beban hutang dan berusaha keras untuk menutupinya lalu mati sebelum melunasi maka aku adalah walinya.”” (HR. Ahmad dari Aisyah dengan sanad jayyid; Abu Ya`la dan Thabrani dalam al-Ausath)

    BalasHapus
  11. Nama : Syarifatul Arifah
    Kelas : HES B
    NIM : 2014114045
    Hadits tentang kasih sayang

    عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىَّ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ إِذَا أَسْلَمَ الْعَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلاَمُهُ يُكَفِّرُ اللَّهُ عَنْهُ كُلَّ سَيِّئَةٍ كَانَ زَلَفَهَا ، وَكَانَ بَعْدَ ذَلِكَ الْقِصَاصُ ، الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ ، وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلاَّ أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهَا
    Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang masuk Islam kemudian Islamnya menjadi baik, maka Allah akan menghapus segala kejahatan yang telah dilakukannya. Setelah itu, ia akan diberi balasan yaitu setiap kebaikannya akan dibalas Allah sepuluh hingga tujuh ratus kali. Sedangkan kejahatannya dibalas setimpal dengan kejahatannya itu, kecuali jika Allah memaafkannya "

    BalasHapus
  12. Nama : Umahatun Nisa
    NIM : 2014114071
    Kelas : Hukum Ekonomi Syariah B

    1. KASIH SAYANG

    يَا عَائِشَةُ إِنَّ شَرَّ النَّاسِ وَدَعَهُ أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ
    Baginda bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya orang yang kedudukannya paling buruk di sisi Allah pada Hari Kiamat kelak ialah orang yang di jauhi atau orang yang ditinggalkan oleh orang ramai karena mereka takut akan kejahatannya (orang yang buruk perkataan dan perbuatannya) (H.R. Bukhory, Kitab Adab, Hadits No.5572)

    2. AKHLAK

    Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
    Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

    3. GADAI

    حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ الْأَسْوَدِ
    عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ اشْتَرَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ يَهُودِيٍّ طَعَامًا وَرَهَنَهُ دِرْعَهُ
    31.6/2330. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al A'masy dari Ibrahim dari Al Aswad dari 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan menggadaikan (menjaminkan) baju besi Beliau

    4. HUTANG PIUTANG

    مَنْ كَانَ عَلَيْهِ دَيْنٌ فَلْيَقْضِهِ إِيَّاهُ أَوْ لِيَتَحَلَّلَ مِنْهُ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَهُ فِيْ يَوْمٍ لاَ ذَهَبَ وَلاَ وَرَقَ. قَالُوْا: فَمَاذَا يَقْضِيْهِ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: يُؤْخَذُ مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ وَفَّتْ وَإِلاَّ طُرِحَ عَلَيْهِ مِنْ سَيِّئَاتِ اْلآخَرِ »
    “”Barang siapa memikul hutang maka hendaklah melunasinya atau meminta kerelaannya sebelum melunasinya di hari yang tidak ada lagi emas dan perak. Mereka bertanya: Ya Rasulallah lalu dengan apa ia melunasinya? Beliau bersabda: “”Diambil dari kebaikannya, jika mencukupi (ya sudah), jika tidak maka dipikulkanlah kepadanya dari keburukan saudaranya/kliennya.”” (HR. Abu Ya`la (6601) dengan sanadnya)

    BalasHapus
  13. NAMA ; ATMOJO RAHARJO
    NIM ; 2014114059
    KELAS; HUKUM EKONOMI SYARI'AH
    حَدَّثَنَا هَنَّادٌ عَنْ ابْنِ الْمُبَارَكِ عَنْ زَكَرِيَّا عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ((لَبَنُ الدَّرِّ يُحْلَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا, وَالظَّهْرُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا ,وَعَلَى الَّذِي يَرْكَبُ وَيَحْلِبُ النَّفَقَةُ)) قَالَ أَبُو دَاوُد: وَهُوَ عِنْدَنَا صَحِيحٌ

    Terjemah:
    Telah menceritakan kepada kami hannad dari ibnu al mubarak dari zakaria dari asy sya’bi dari abu hurairah dari nabi saw, beliau bersabda: “ jika digadaikan maka susu hewan boleh diperah sesuai dengan nafkaf yang diberikan kepada hewan tersebut, dan punggung hewan boleh dinaiki. Orang yang menaiki dan memerah wajib memberikan nafkahnya” abu daud berkata,” menurut kami hadits ini lebih shahih” (HR. Abu Daud)

    BalasHapus
  14. nama ; Atmojo raharjo
    nim ; 2014114059
    kelas ; HES B
    حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاَءِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ حَدَّثَنِى أَبِى عَنْ جَدِّى عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ هُوَ ابْنُ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الأَوْدِىُّ.[48]

    Artinya:

    Menceritakan kepada kami Abû Kuraib Muhammad bin al-`Ulâ`, menceritakan kepada kami `Abdullâh bin Idrîs, menceritakan kepada saya ayah saya dari kakek saya dari Abû Hurairah berkata: ditanyakan kepada Rasulullâh saw tentang perkara yang banyak menyebabkan manusia masuk surga, maka Rasûlullâh bersabda: takwa kepada Allah swt dan akhlak mulia. Dan ditanyakan pula tentang perkara yang banyak menyebabkan manusia masuk neraka, maka Rasûlullâh bersabda: mulut dan kemaluan. Berkata Abû `Îsa hadis ini shahîh gharîb, dan `Abdullâh bin Idrîs yakni Ibnu Yazîd bin `Abd al-Rahmân al-Audzî.[49]

    BalasHapus
  15. nama :muhammad alfian baihaqi
    nim : 2014114063
    kelas : hes b
    حَدَّثَنَا هَنَّادٌ عَنْ ابْنِ الْمُبَارَكِ عَنْ زَكَرِيَّا عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ((لَبَنُ الدَّرِّ يُحْلَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا, وَالظَّهْرُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا ,وَعَلَى الَّذِي يَرْكَبُ وَيَحْلِبُ النَّفَقَةُ)) قَالَ أَبُو دَاوُد: وَهُوَ عِنْدَنَا صَحِيحٌ

    Terjemah:
    Telah menceritakan kepada kami hannad dari ibnu al mubarak dari zakaria dari asy sya’bi dari abu hurairah dari nabi saw, beliau bersabda: “ jika digadaikan maka susu hewan boleh diperah sesuai dengan nafkaf yang diberikan kepada hewan tersebut, dan punggung hewan boleh dinaiki. Orang yang menaiki dan memerah wajib memberikan nafkahnya” abu daud berkata,” menurut kami hadits ini lebih shahih” (HR. Abu Daud)

    BalasHapus
  16. NAMA :KHAIRUL UMAM
    NIM :2014114047
    KELAS :B

    KASIH SAYANG
    حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : دَخَلْنَا عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو حِينَ قَدِمَ مُعَاوِيَةُ إِلَى الْكُوفَةِ فَذَكَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا
    Hadis Abdullah bin Amr r.a katanya: Ketika Muawiyah berkunjung ke Kufah, maka Abdullah bin Amr bercerita tentang Rasulullah s.a.w katanya: Rasulullah s.a.w tidak pernah melampaui batas dan tidak pernah berbuat perkara keji. Beliau juga berkata: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang paling baik budi pekertinya (H.R. Bukhory, Kitab Adab, Hadits No.5575)

    BalasHapus
  17. Nama :Khairul Umam
    Nim : 2014114047
    Kelas : HES. B

    Kasih Sayang
    حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : دَخَلْنَا عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو حِينَ قَدِمَ مُعَاوِيَةُ إِلَى الْكُوفَةِ فَذَكَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

    Artinya :

    Hadis Abdullah bin Amr r.a katanya: Ketika Muawiyah berkunjung ke Kufah, maka Abdullah bin Amr bercerita tentang Rasulullah s.a.w katanya: Rasulullah s.a.w tidak pernah melampaui batas dan tidak pernah berbuat perkara keji. Beliau juga berkata: Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu adalah orang yang paling baik budi pekertinya (H.R. Bukhory, Kitab Adab, Hadits No.5575)

    BalasHapus
  18. NAMA : HANIYAH
    NIM : 2014114049
    KELAS : HES B

    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ ابْنِ الْمُبَارَكِ أَخْبَرَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)) الظَّهْرُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا, وَلَبَنُ الدَّرِّ يُشْرَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا, وَعَلَى الَّذِي يَرْكَبُ وَيَشْرَبُ النَّفَقَةُ((

    Terjemah:
    Telah menceritakan kepada kami muhammad bin muqatil telah mengabarkan kepada kami ‘abdullah telah mengabarkan kepada kami zakariyah dari asy-sya’biy dari abu hurairah radliallahu ‘anhu berkata; rasulullah saw bersabda: binatang tunggangan yang digadaikan boleh ditunggangi kerena nafkah yang ia berikan, susu hewan juga boleh diminum bila digadaikan dengan pembayaran tertentu, dan terhadap orang yang mengendarai dan meminum susunya wajib membayar” (HR.Imam Bukhari)

    قال ابن مسعود : " صفقتان في صفقة ربا "
    Ibnu Mas’ud berkata : ”Transaksi dalam dua penjualan adalah riba” [HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 8/192/2; Ahmad no. 3783, dan Ibnu Hibban no. 1053 – shahih. Lihat Irwaaul-Ghalil 5/148-149].

    Hadits Tirmidzi 1846

    حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ قَالَ كَتَبَ بِهِ إِلَيَّ مَنْصُورٌ وَقَرَأْتُهُ عَلَيْهِ سَمِعَ أَبَا عُثْمَانَ مَوْلَى الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلَّا مِنْ شَقِيٍّ قَالَ وَأَبُو عُثْمَانَ الَّذِي رَوَى عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ لَا يُعْرَفُ اسْمُهُ وَيُقَالُ هُوَ وَالِدُ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ الَّذِي رَوَى عَنْهُ أَبُو الزِّنَادِ وَقَدْ رَوَى أَبُو الزِّنَادِ عَنْ مُوسَى بْنِ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَ حَدِيثٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ

    Rasa kasih sayang tak akan dicabut kecuali dari orang yg celaka. Berkata Abu Utsman: Orang yg meriwayatkan dari Abu Hurairah namanya tak diketahui & dikatakan dia adl orang tuanya Musa bin Abi Utsman yg meriwayatkan darinya Abu Zinad & Abu Zinad telah meriwayatkan hadits dari Musa bin Abi Utsman dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi lebih dari satu hadits. Berkata Abu Isa: ini merupakan hadits hasan. [HR. Tirmidzi No.1846].

    BalasHapus
  19. Nama : Siti Lailatul Maghfiroh
    NIM : 2014114055
    Kelas : HUKUM EKONOMI SYARIAH

    دَّثَنَا يَحْيَى بْنِ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا الَّليْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِى سَلَمَةَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُؤْتىَ بِالرَّجُلِ الْمُتَوَفىَّ عَلَيْهِ الدَّيْنُ , فَسَأَلَ : هَلْ تَرَكَ لِدَيْنِهِ فَضْلًا ؟ فَاِنْ حُدِّثَ أَنَّهُ تَرَكَ لِدِيْنِهِ وَفَاءً صَلَّى , وَاِلَّا قَالَ لِلْمُسْلِمِيْنَ : (( صَلُّوْا عَلَى صَا حِبِكُمْ )) فَلَمَّا فَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ الْفُتُوْحَ قَالَ : (( أَنَا أَوْلَى بِاْلمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ , فَمَنْ تُوُفِىَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فَتَركَ دَيْناً فَعَلَىَّ قَضَاؤُهُ, وَمَنْ تَرَكَ مَالاً فَلِوِرثَتِهِ )) رواه البخارى .
    Artinya:
    “Diceritakan kepada kami Yahya ibn Bukair, diceritakan kepada kami al-Laits dari `Uqail dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah Saw pernah didatangkan seorang mayat laki-laki yang masih mempunyai tanggungan hutang. Maka Rasulullah Saw bertanya: apakah dia meninggalkan sesuatu untuk hutangnya ? maka seandainya dikatakan bahwa hutang dia telah ada yang menanggung, Nabi Saw pun akan menshalatkannya. Kalau seandainya tidak ada yang menanggung hutangnya, Nabi berkata kepada kaum muslimin: shalatkanlah kalian semua saudara kalian ini (jenazah yang mempunyai hutang). Maka ketika Allah Swt membukakan (wahyu) kepada Nabi Saw, Nabi Saw bersabda: saya akan menjadi wali bagi kaum mukmin dari diri mereka. Maka barang siapa yang meninggal dunia dari kaum mukmin terus dia meninggalkan hutang, maka saya yang akan menjadi penanggung hutangnya, kalau seandainya dia meninggalkan harta benda maka untuk ahli warisnya”. (HR. al-Bukhari)

    BalasHapus
  20. HR Abu Dawud Kitab Al Buyu’ dari Abu Hurairah:
    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ قَالَ إِنَّ اللهَ يَقُولُ أَنَا ثَالِثُ الشَّرِيكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ فَإِذَا خَانَهُ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا * (تحقيق الألباني : ضعيف)

    Dari Abu Hurairah, bersabda Nabi saw:” Sesungguhnya Alloh berfirman:” Aku adalah orang yang ketiga dari dua orang yang bersyirkah, selama tidak mengkhianati salah satu dari keduanya pada saudaranya. Maka ketika ia mengkhianati pada saudaranya, maka Aku keluar dari syirkah mereka berdua.”

    NAMA ; DEWI SILVI ALFIYAH
    NIM : 2014114035
    KELAS : HES A

    BalasHapus
  21. Nama : Aryani Fauzana
    NIM : 2014114020
    Kelas : HES A

    1. Hadits tentang kasih sayang
    Hadits Tirmidzi 1845
    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ حَدَّثَنَا قَيْسٌ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ لَا يَرْحَمُهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَابْنِ عُمَرَ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
    Siapa yg tak mengasihi manusia, maka Allah tak akan mengasihinya. Abu Isa berkata; Ini adl hadits hasan shahih.
    Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Abu Sa'id, Ibnu Umar, Abu Hurairah & Abdullah bin Amr. [HR. Tirmidzi No.1845].

    2. Hadits tentang jual beli
    من باع بيعتين في بيعة فله أوكسهما أو الربا
    Barangsiapa yang menjual dengan dua penjualan dalam satu transaksi, maka baginya harga yang terendah atau riba [HR. Abu Dawud no. 3461, Ibnu Hibban no. 4974, Al-Haakim no. 2292, dan Al-Baihaqi 3/343; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahiihah no. 2326]. [2]
    3. Hadits tentang akhlak
    Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
    Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

    4. Hadits tentang syirkah


    عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَ نَا لِثِ الشَّرِيْكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُ هُمَا صَاجِبَهُ فَإِذَ اخَانَا خَرَجْتُ مِنْ نَيْنِهِمَا (رواه أبو داود وصحّحه الحاكم)
    Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Rosulullah SAW bersabda: “ ALLAH berfirman: Aku adalah orang ketiga dari dua orang yang bersekutu, selama salah satu temannya tidak menghianati temannya, Jika salah satunya menghianati, maka aku keluar dari antara mereka berdua. (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Al-Hakim)

    5. Hadits tentang pajak

    عَنْ أَبِيْ الخَيْرِ قَالَ: عَرَضَ مَسْلَمَهُ بْنُ مُحَلَّذٍ وَكَانَ اُمِيْرًا عَلَى مِصْرَ عَلَى رُوَيفِعِ بْنِ تَا بِتٍ أَنْ يُوَلِّيَهُ العُشُرَ فَقَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: إِنَّ صَا حِبَ المَكْسِ فِيْ النَّارِ.
    "Dari Abu Khair ra. Beliau berkata: Maslamah bin makhlad ( gubernur di negeri mesir sa’at itu) menawarkan tugas penarikan pajak kepada Ruwafi bin Tsabit ra. Maka ia berkata: “ Sesungguhnya para penarik/pemungut pajak (diadzab) di neraka”. (HR. Ahmad 4/143, Abu Dawud 2930)

    BalasHapus
  22. Nama : Ade Natasya Refialy
    Nim : 2014114012
    Prodi / Kelas : HES / A


    1) Hadis mengenai kasih sayang

    قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ. (رواه البخاري)

    Artinya : Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: “Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini.” (HR. Bukhari)

    2) Hadis mengenai akhlak

    عَنْ أَبِيْ مَسْعُوْدٍٍ اْلأَنْصَاريِ الْبَدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ((إِنَّ مِـمَّـا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلَى : إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ ؛ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ)). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ. 

    Artinya : Dari Abu Mas’ûd ‘Uqbah bin ‘Amr al-Anshârî al-Badri radhiyallâhu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya salah satu perkara yang telah diketahui oleh manusia dari kalimat kenabian terdahulu adalah, ‘Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu."

    3) Hadis mengenai jual-beli

    - Jual beli anjing, kucing, dan darah

    أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِىِّ وَحُلْوَانِ الْكَاهِنِ

    Artinya : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hasil penjualan anjing, penghasilan pelacur dan upah perdukunan.” (HR. Bukhari dan Muslim) [Bukhari: 39-Kitab Al Buyu’, 112-Hasil Penjualan Anjing. Muslim: 23-Kitab Al Masaqoh, 9-Bab Haramnya Hasil Penjualan Anjing, upah perdukunan, upah pelacur, penjualan kucing] 

    4) Hadis mengenai pegadaian

    وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ : اَلظَّهْرُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا, وَلَبَنُ اَلدَّرِّ يُشْرَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا, وَعَلَى اَلَّذِي يَرْكَبُ وَيَشْرَبُ اَلنَّفَقَةُ .. رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ

    Artinya : Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa RasulullahShallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Punggung hewan yang digadaikan boleh dinaiki dengan membayar dan susu hewan yang digadaikan boleh diminum dengan membayar. Bagi orang yang menaiki dan meminumnya wajib membayar." Riwayat Bukhari.

    5) Hadis mengenai syirkah

    )عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ قَالَ إِنَّ اللهَ يَقُولُ أَنَا ثَالِثُ الشَّرِيكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ فَإِذَا خَانَهُ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا * (تحقيق الألباني : ضعيف)

    Artinya : Dari Abu Hurairah, bersabda Nabi saw:” Sesungguhnya Alloh berfirman:” Aku adalah orang yang ketiga dari dua orang yang bersyirkah, selama tidak mengkhianati salah satu dari keduanya pada saudaranya. Maka ketika ia mengkhianati pada saudaranya, maka Aku keluar dari syirkah mereka berdua.”

    6) Hadis mengenai pajak

    لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ

    Artinya : “Sungguh akan datang kepada manusia suatu zaman saat manusia tidak peduli dari mana mereka mendapatkan harta, dari yang halalkah atau yang haram”
    [HR Bukhari Al-Buyu’: 7]

    BalasHapus
  23. Nama : Khoridatul Bahiyah
    Nim : 2014114042
    kelas : HES B

    Hadits Sewa Menyewa

    حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا مَثَلُكُمْ وَالْيَهُودُ وَالنَّصَارَى كَرَجُلٍ اسْتَعْمَلَ عُمَّالًا فَقَالَ مَنْ يَعْمَلُ لِي إِلَى نِصْفِ النَّهَارِ عَلَى قِيرَاطٍ قِيرَاطٍ فَعَمِلَتْ الْيَهُودُ عَلَى قِيرَاطٍ قِيرَاطٍ ثُمَّ عَمِلَتْ النَّصَارَى عَلَى قِيرَاطٍ قِيرَاطٍ ثُمَّ أَنْتُمْ الَّذِينَ تَعْمَلُونَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى مَغَارِبِ الشَّمْسِ عَلَى قِيرَاطَيْنِ قِيرَاطَيْنِ فَغَضِبَتْ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ عَمَلًا وَأَقَلُّ عَطَاءً قَالَ هَلْ ظَلَمْتُكُمْ مِنْ حَقِّكُمْ شَيْئًا قَالُوا لَا فَقَالَ فَذَلِكَ فَضْلِي أُوتِيهِ مَنْ أَشَاءُ .
    Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Abi Uwais berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari 'Abdullah bin Dinar, maula 'Abdullah bin 'Umar dari 'Abdullah bin 'Umar bin Al Khaththab radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya perumpamaan kalian dibandingkan orang-orang Yahudi dan Nashrani seperti seseorang yang memperkerjakan para pekerja yang dia berkata; Siapa yang mau bekerja untukku hingga pertengahan siang dengan upah satu qirath, maka orang-orang Yahudi melaksanakannya dengan upah satu qirath per satu qirath. Lalu orang-orang Nashrani mengerjakannya dengan upah satu qirath per satu qirath.Kemudian kalian mengerjakan mulai dari shalat 'Ashar hingga terbenamnya matahari dengan upah dua qirath per dua qirath. Maka orang-orang Yahudi dan Nashrani marah seraya berkata: Kami yang lebih banyak amal namun lebih sedikit upah! Lalu orang itu berkata; Apakah ada yang aku zhalimi dari hak kalian?Mereka menjawab; Tidak ada.Orang itu berkata; Itulah karunia dari-Ku yang Aku memberikannya kepada siapa yang aku kehendaki

    BalasHapus
  24. Nama : Reni Septyanti
    Nim : 2014114044
    Kelas : HES B

    Hadits Jual Beli

    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ حَدَّثَنِي جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّهُ كَانَ يَسِيرُ عَلَى جَمَلٍ لَهُ قَدْ أَعْيَا فَأَرَادَ أَنْ يُسَيِّبَهُ قَالَ فَلَحِقَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَا لِي وَضَرَبَهُ فَسَارَ سَيْرًا لَمْ يَسِرْ مِثْلَهُ قَالَ بِعْنِيهِ بِوُقِيَّةٍ قُلْتُ لَا ثُمَّ قَالَ بِعْنِيهِ فَبِعْتُهُ بِوُقِيَّةٍ وَاسْتَثْنَيْتُ عَلَيْهِ حُمْلَانَهُ إِلَى أَهْلِي فَلَمَّا بَلَغْتُ أَتَيْتُهُ بِالْجَمَلِ فَنَقَدَنِي ثَمَنَهُ ثُمَّ رَجَعْتُ فَأَرْسَلَ فِي أَثَرِي فَقَالَ أَتُرَانِي مَاكَسْتُكَ لِآخُذَ جَمَلَكَ خُذْ جَمَلَكَ وَدَرَاهِمَكَ فَهُوَ لَكَ و حَدَّثَنَاه عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ أَخْبَرَنَا عِيسَى يَعْنِي ابْنَ يُونُسَ عَنْ زَكَرِيَّاءَ عَنْ عَامِرٍ حَدَّثَنِي جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بِمِثْلِ حَدِيثِ ابْنِ نُمَيْرٍ

    Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami Ayahku telah menceritakan kepada kami Zakaria dari 'Amir telah menceritakan kepadaku Jabir bin Abdullah, bahwa saat itu dia sedang dalam perjalanan dengan mengendarai unta miliknya, ternyata hewan tunggannya telah kelelahan dan hampir tidak bisa berjalan. Jabir melanjutkan, "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjumpaiku, beliau mendo'akan dan memukul untaku, sehingga untaku berjalan dengan cepat seperti biasa." Beliau bersabda: "Juallah untamu kepadaku dengan beberapa uqiyah." Saya menjawab, "Tidak." Beliau bersabda lagi: "Juallah kepadaku dengan beberapa uqiyah." Kemudian saya menjualnya dengan beberapa uqiyah dan saya mengecualikan muatannya untuk keluargaku, setelah saya tiba, lalu saya menemui beliau dengan membawa unta. Kemudian beliau membayarnya dengan tunai, dan setelah menerima uangnya saya kembali pulang. Kemudian beliau mengutus seseorang untuk mengikuti jejakku, utusan itu berkata, "Apakah kamu mengira kedatanganku ini untuk menawarkan harga yang lebih rendah dari itu untuk mengambil untamu? Ambillah unta dan uang dirhammu, ia telah menjadi hakmu." Telah menceritakan kepada kami Ali bin Khasyram telah mengabarkan kepada kami Isa -yaitu Ibnu Yunus- dari Zakaria dari 'Amir telah menceritakan kepadaku Jabir bin Abdullah seperti hadits Ibnu Numair."

    BalasHapus
  25. Nama : dewi wijayanti
    NIM : 2014114034
    Kelas : HES A

    HADIST JUAL BELI


    عن عائشة رضى الله تعالى عنها أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ اشْتَرَى طَعَاماً مِنْ يَهُودِيٍّ إِلَى أَجَلٍ وَرَهَنَهُ دِرْعاً مِنْ حَدِيدٍ
    Dari ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhaa : “Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan pembayaran tertunda dan menggadaikan baju besinya sebagai boroh atau gadai” [HR. Bukhari no. 2068, 2096, 2200, 2251, 2252, 2386, 2509, 2513, 2916, 4467; Muslim no. 1603; An-Nasa’i no. 4609, 4650; Ibnu Majah no. 2436; dan Ahmad no. 23626, 24746, 25403, 25467].
    Kemudian, para ulama berselisih pendapat mengenai hukum jual beli dengan penundaan waktu pembayaran plus penambahan harga. Ringkasnya, hal itu terbagi menjadi 2 (dua) kelompok besar pendapat :
    1. Mengharamkannya
    2. Membolehkannya
    Pendapat pertama merupakan pendapat sebagian ulama, dan pendapat kedua merupakan pendapat jumhur ulama.

    BalasHapus
  26. Nama : Mila Rizkiana
    NIM : 2014114043
    Kelas : HES B

    Hadits Sewa Menyewa
    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بُرَيْدٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْمُسْلِمِينَ وَالْيَهُودِ وَالنَّصَارَى كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَأْجَرَ قَوْمًا يَعْمَلُونَ لَهُ عَمَلًا يَوْمًا إِلَى اللَّيْلِ عَلَى أَجْرٍ مَعْلُومٍ فَعَمِلُوا لَهُ إِلَى نِصْفِ النَّهَارِ فَقَالُوا لَا حَاجَةَ لَنَا إِلَى أَجْرِكَ الَّذِي شَرَطْتَ لَنَا وَمَا عَمِلْنَا بَاطِلٌ فَقَالَ لَهُمْ لَا تَفْعَلُوا أَكْمِلُوا بَقِيَّةَ عَمَلِكُمْ وَخُذُوا أَجْرَكُمْ كَامِلًا فَأَبَوْا وَتَرَكُوا وَاسْتَأْجَرَ أَجِيرَيْنِ بَعْدَهُمْ فَقَالَ لَهُمَا أَكْمِلَا بَقِيَّةَ يَوْمِكُمَا هَذَا وَلَكُمَا الَّذِي شَرَطْتُ لَهُمْ مِنْ الْأَجْرِ فَعَمِلُوا حَتَّى إِذَا كَانَ حِينُ صَلَاةِ الْعَصْرِ قَالَا لَكَ مَا عَمِلْنَا بَاطِلٌ وَلَكَ الْأَجْرُ الَّذِي جَعَلْتَ لَنَا فِيهِ فَقَالَ لَهُمَا أَكْمِلَا بَقِيَّةَ عَمَلِكُمَا مَا بَقِيَ مِنْ النَّهَارِ شَيْءٌ يَسِيرٌ فَأَبَيَا وَاسْتَأْجَرَ قَوْمًا أَنْ يَعْمَلُوا لَهُ بَقِيَّةَ يَوْمِهِمْ فَعَمِلُوا بَقِيَّةَ يَوْمِهِمْ حَتَّى غَابَتْ الشَّمْسُ وَاسْتَكْمَلُوا أَجْرَ الْفَرِيقَيْنِ كِلَيْهِمَا فَذَلِكَ مَثَلُهُمْ وَمَثَلُ مَا قَبِلُوا مِنْ هَذَا النُّورِ

    . Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Alaa' telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Perumpamaan Kaum Muslimin dibandingkan orang-orang Yahudi dan Nashrani seperti seseorang yang memperkerjakan kaum yang bekerja untuknya pada suatu hari hingga malam dengan upah yang ditentukan. Maka diantara mereka ada yang melaksanakan pekerjaan hingga pertengahan siang lalu berkata: Kami tidak memerlukan upah darimu sebagaimana yang kamu persyaratkan kepada kami (bekerja hingga malam) dan apa yang telah kami kerjakan biarlah nggak apa-apa. Maka orang itu berkata: Selesaikanlah sisa pekerjaan, nanti baru kalian boleh mengambil upahnya dengan penuh. Maka mereka tidak mau dan tidak melanjutkan pekerjaan mereka. Kemudian dia memperkerjakan dua orang pekerja setelah mereka untuk menuntaskan sisa pekerjaan dan berkata, kepada keduanya: Selesaikanlah sisa waktu hari kalian ini dan bagi kalian berdua akan mendapatkan upah sebagaimana yang aku syaratkan kepada mereka. Maka mereka berdua mengerjakannya hingga ketika sampai saat shalat 'Ashar, keduanya berkata, Tidaklah yang kami telah kerjakan sia-sia dan kamu wajib membayar upah seperti yang kamu janjikan kepada kami berdua. Maka orang itu berkata, kepada keduanya: Selesaikanlah sisa pekerjaan kalian berdua yang tidak sampai separuh hari ini. Namun kedua orang itu enggan melanjutkannya.Lalu orang itu memperkerjakan suatu kaum yang mengerjakan sisa hari.Maka kaum itu mengerjakan sisa pekerjaan hingga terbenam matahari dan mereka mendapatkan upah secara penuh termasuk upah dari pekerjaan yang sudah dikerjakan oleh dua golongan orang sebelum mereka.Itulah perumpamaan mereka dan mereka ang menerima cahaya (Islam) ini

    BalasHapus
  27. Nama: Rizqi Andriani
    Nim: 2014114048
    Kelas: HES B
    Hadist Riba/ jual beli yang dilarang
    حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْمَقْبُرِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ
    زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ

    (BUKHARI – 1941) Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami
    Ibnu Abu Dza'bi telah menceritakan kepada kami Sa'id Al Maqbariy dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh pasti akan datang suatu jaman pada manusia yang ketika itu seseorang tidak peduli lagi tentang apa yang didapatnya apakah dari barang halal ataukah haram”.




    BalasHapus
  28. Nama : Mohammad Nazar Rojali
    Prodi : HES ( B )
    Nim : 2014114073
    # Hadist Tentang Kasih Sayang Dan Jual Beli #
    Teks Hadis
    حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ حَدَّثَنَا دَاوُدُ يَعْنِي ابْنَ قَيْسٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ مَوْلَى عَامِرِ بْنِ كُرَيْزٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ
    ” Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab; Telah menceritakan kepada kami Dawud yaitu Ibnu Qais dari Abu Sa’id budak ‘Amir bin Kuraiz dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya), Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya.” [1]
    ## Tabel Urutan Rawi dan Sanad Hadis ##
    No Nama Periwayat Urutan sebagai Rawi Urutan sebagai Sanad
    1 Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab
    Periwayat I Sanad IV
    2 Daud bin Qais
    Periwayat II Sanad III
    3 Abu Sa’id maula ‘Abdullah
    bin ‘Amir bin Kuraiz
    Periwayat III Sanad II
    4 Abdur Rahman bin Shakhr
    Periwayat IV Sanad I
    5 Muslim Periwayat V Mukharrij al-Hadis

    BalasHapus
  29. Nama : Muhammad Syukron Afifufillah
    Nim : 2014114046
    Kelas : Hukum Ekonomi Syariah (HES) B
    1. Kasih sayang
    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ حَدَّثَنَا قَيْسٌ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ لَا يَرْحَمُهُ اللَّهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَابْنِ عُمَرَ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
    Siapa yg tak mengasihi manusia, maka Allah tak akan mengasihinya. Abu Isa berkata; Ini adl hadits hasan shahih.
    Hadits semakna juga diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, Abu Sa'id, Ibnu Umar, Abu Hurairah & Abdullah bin Amr. [HR. Tirmidzi No.1845].
    2. Akhlak
    Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح]
    Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [Sunan Tirmidzi: Sahih)
    3. Jual beli

    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ أَبِي نَضْرَةَ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ فَقَالَ لِي أَتَبِيعُ نَاضِحَكَ هَذَا بِدِينَارٍ وَاللَّهُ يَغْفِرُ لَكَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هُوَ نَاضِحُكُمْ إِذَا أَتَيْتُ الْمَدِينَةَ قَالَ فَتَبِيعُهُ بِدِينَارَيْنِ وَاللَّهُ يَغْفِرُ لَكَ قَالَ فَمَا زَالَ يَزِيدُنِي دِينَارًا دِينَارًا وَيَقُولُ مَكَانَ كُلِّ دِينَارٍ وَاللَّهُ يَغْفِرُ لَكَ حَتَّى بَلَغَ عِشْرِينَ دِينَارًا فَلَمَّا أَتَيْتُ الْمَدِينَةَ أَخَذْتُ بِرَأْسِ النَّاضِحِ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا بِلَالُ أَعْطِهِ مِنْ الْغَنِيمَةِ عِشْرِينَ دِينَارًا وَقَالَ انْطَلِقْ بِنَاضِحِكَ فَاذْهَبْ بِهِ إِلَى أَهْلِكَ
    (IBNUMAJAH - 2196) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari Al Jurairi dari Abu Nadlrah dari Jabir bin Abdullah ia berkata, "Ketika aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam satu peperangan, beliau bertanya kepadaku: "Apakah kamu bersedia menjual alat penyiram ini dengan satu dinar, dan Allah akan mengampunimu?" Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, alat itu akan menjadi milikmu jika aku telah sampai Madinah." Beliau bersabda: "Apakah kamu bersedia menjualnya dengan dua dinar, dan Allah akan mengampunimu?" Jabir berkata, "Beliau terus saja menambah harga satu dinar demi satu dinar, dan di setiap penambahan satu dinar beliau mengatakan: 'Dan Allah akan mengampunimu', hingga mencapai dua puluh dinar. Ketika aku sampai Madinah, aku mengambil kepala alat penyiram dan membawanya menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda: "Wahai Bilal, beri dia dua puluh dinar dari harta rampasan perang." Kemudian beliau bersabda lagi: "Ambillah alat penyiram itu, dan bawalah kepada keluargamu."

    BalasHapus
  30. Nama : Misikhanah
    Kelas : HES B
    Nim : 2014114057

    Hadist tentang sewa menyewa :
    حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَاسْتَأْجَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ رَجُلًا مِنْ بَنِي الدِّيلِ ثُمَّ مِنْ بَنِي عَبْدِ بْنِ عَدِيٍّ هَادِيًا خِرِّيتًا الْخِرِّيتُ الْمَاهِرُ بِالْهِدَايَةِ قَدْ غَمَسَ يَمِينَ حِلْفٍ فِي آلِ الْعَاصِ بْنِ وَائِلٍ وَهُوَ عَلَى دِينِ كُفَّارِ قُرَيْشٍ فَأَمِنَاهُ فَدَفَعَا إِلَيْهِ رَاحِلَتَيْهِمَا وَوَاعَدَاهُ غَارَ ثَوْرٍ بَعْدَ ثَلَاثِ لَيَالٍ فَأَتَاهُمَا بِرَاحِلَتَيْهِمَا صَبِيحَةَ لَيَالٍ ثَلَاثٍ فَارْتَحَلَا وَانْطَلَقَ مَعَهُمَا عَامِرُ بْنُ فُهَيْرَةَ وَالدَّلِيلُ الدِّيلِيُّ فَأَخَذَ بِهِمْ أَسْفَلَ مَكَّةَ وَهُوَ طَرِيقُ السَّاحِلِ 21.4/2103. Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari Ma'mar dari Az Zuhriy dari 'Urwah bin Az Zubair dari 'Aisyah radliallahu 'anha: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar menyewa seorang dari suku Ad-Dil kemudian dari suku 'Abdi bin 'Adiy sebagai petunjuk jalan dan yang mahir menguasai seluk beluk perjalanan yang sebelumnya dia telah diambil sumpahnya pada keluarga Al 'Ash bin Wa'il dan masih memeluk agama kafir Quraisy. Maka keduanya mempercayakan kepadanya perjalanan keduanya lalu keduanya meminta kepadanya untuk singgah di gua Tsur setelah perjalanan tiga malam. Lalu orang itu meneruskan perjalanan keduanya waktu shubuh malam ketiga, maka keduanya melanjutkan perjalanan dan berangkat pula bersama keduanya 'Amir bin Fuhairah dan petunjuk jalan suku Ad-Diliy tersebut. Maka petunjuk jalan tersebut mengambil jalan dari belakang kota Makkah yaitu menyusuri jalan laut.

    Hadist tentang Hutang Piutang :
    Sabda Nabi Saw tersebut terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari dalam bab hutang yang berbunyi sebagai berikut:
    حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنِ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا الَّليْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِى سَلَمَةَ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُؤْتىَ بِالرَّجُلِ الْمُتَوَفىَّ عَلَيْهِ الدَّيْنُ , فَسَأَلَ : هَلْ تَرَكَ لِدَيْنِهِ فَضْلًا ؟ فَاِنْ حُدِّثَ أَنَّهُ تَرَكَ لِدِيْنِهِ وَفَاءً صَلَّى , وَاِلَّا قَالَ لِلْمُسْلِمِيْنَ : (( صَلُّوْا عَلَى صَا حِبِكُمْ )) فَلَمَّا فَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ الْفُتُوْحَ قَالَ : (( أَنَا أَوْلَى بِاْلمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ , فَمَنْ تُوُفِىَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فَتَركَ دَيْناً فَعَلَىَّ قَضَاؤُهُ, وَمَنْ تَرَكَ مَالاً فَلِوِرثَتِهِ )) رواه البخارى .
    Artinya:
    “Diceritakan kepada kami Yahya ibn Bukair, diceritakan kepada kami al-Laits dari `Uqail dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah Saw pernah didatangkan seorang mayat laki-laki yang masih mempunyai tanggungan hutang. Maka Rasulullah Saw bertanya: apakah dia meninggalkan sesuatu untuk hutangnya ? maka seandainya dikatakan bahwa hutang dia telah ada yang menanggung, Nabi Saw pun akan menshalatkannya. Kalau seandainya tidak ada yang menanggung hutangnya, Nabi berkata kepada kaum muslimin: shalatkanlah kalian semua saudara kalian ini (jenazah yang mempunyai hutang). Maka ketika Allah Swt membukakan (wahyu) kepada Nabi Saw, Nabi Saw bersabda: saya akan menjadi wali bagi kaum mukmin dari diri mereka. Maka barang siapa yang meninggal dunia dari kaum mukmin terus dia meninggalkan hutang, maka saya yang akan menjadi penanggung hutangnya, kalau seandainya dia meninggalkan harta benda maka untuk ahli warisnya”. (HR. al-Bukhari)

    BalasHapus
  31. Nama : Soleha
    Kelas : HES B
    Nim : 2014114075

    1. Kasih Sayang Terhadap Anak Kecil

    حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَرْزُوقٍ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ وَاقِدٍ عَنْ زَرْبِيٍّ قَال سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ جَاءَ شَيْخٌ يُرِيدُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبْطَأَ الْقَوْمُ عَنْهُ أَنْ يُوَسِّعُوا لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَأَبِي أُمَامَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَزَرْبِيٌّ لَهُ أَحَادِيثُ مَنَاكِيرُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ وَغَيْرِهِ

    Bukan termasuk dari golongan kami orang yg tak menyayangi anak kecil kami & tak menghormati orang tua (orang dewasa) kami. Hadits semakna diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Abu Hurairah, Ibnu Abbas & Abu Umamah. Berkata Abu 'Isa: Ini merupakan hadits gharib & Zarbi memiliki hadits-hadits munkar dari Anas bin Malik & selainnya. [HR. Tirmidzi No.1842].

    2. GADAI

    أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنَّ دِرْعَهُ لَمَرْهُونَةٌ عِنْدَ رَجُلٍ مِنْ الْيَهُودِ بِثَلَاثِينَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ

    Rasulullah telah wafat, sementara baju perang beliau masih digadaikan pada seorang laki-laki Yahudi dgn tiga puluh sha' gandum. [HR. Darimi No.2469].

    3. JUAL BELI : Murabahah

    عَنْ اِبْنِ عُمَرَاَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَلَ أَهْلَ خَيْبَرَ بِشَرْطِ مَايَخْرُجُ مِنْهَا مِنْ ثَمَرٍ اَوْزَرْعٍ (رواه مسلم

    Artinya:
    Dari Ibnu Umar: “Sesungguhna Nabi SAW. Telah memberikan kebun kepada penduduk khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari penghasilan, baik dari buah – buahan maupun dari hasil pertahun (palawija)” (H.R Muslim)

    BalasHapus
  32. Nama : Utik Rukmawati
    Kelas : HES B
    Nim : 2014114078

    1. Hadist tentang Sewa Menyewa.

    حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُلَيَّةَ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ يَعْلَى عَنْ يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ غَزَوْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَيْشَ الْعُسْرَةِ فَكَانَ مِنْ أَوْثَقِ أَعْمَالِي فِي نَفْسِي فَكَانَ لِي أَجِيرٌ فَقَاتَلَ إِنْسَانًا فَعَضَّ أَحَدُهُمَا إِصْبَعَ صَاحِبِهِ فَانْتَزَعَ إِصْبَعَهُ فَأَنْدَرَ ثَنِيَّتَهُ فَسَقَطَتْ فَانْطَلَقَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهْدَرَ ثَنِيَّتَهُ وَقَالَ أَفَيَدَعُ إِصْبَعَهُ فِي فِيكَ تَقْضَمُهَا قَالَ أَحْسِبُهُ قَالَ كَمَا يَقْضَمُ الْفَحْلُ قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ وَحَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ جَدِّهِ بِمِثْلِ هَذِهِ الصِّفَةِ أَنَّ رَجُلًا عَضَّ يَدَ رَجُلٍ فَأَنْدَرَ ثَنِيَّتَهُ فَأَهْدَرَهَا أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ 21.6/2105. Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Ulayyah telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij berkata, telah mengabarkan kepada saya 'Atha' dari Shafwan bin Ya'laa dari Ya'laa bin Umayyah radliallahu 'anhu berkata; Aku ikut perang dalam pasukan masa paceklik (pasukan perang Tabuk) dan itu merupakan amalku yang paling berkesan dalam jiwaku. Saat itu aku memiliki orang bayaran lalu dia memerangi seorang musuh salah satu diantaranya menggigit jari lawannya hingga jari lawannya putus lalu jatuh. Lalu dia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu Beliau tidak menerapkan diyat atau tebusan kepada salah satunya dan bersabda: Apakah dia melepaskan jarinya dalam mulutmu? Orang itu berkata: Aku kira begitu. Lalu Beliau bersabda: Seperti unta mengigitnya. Berkata, Ibnu Juraij dan telah menceritakan kepada saya 'Abdullah bin Abi Mulaikah dari kakeknya seperti redaksi hadits ini, yang salah seorang menggigit jari lawannya lalu dibebasakan dari segala tuntutan oleh Abu Bakar radliallahu 'anhu.

    2. Hadis tentang Akhlaq.

    Dari Abu Ad-Darda' radiyallahu 'anhu; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
    «مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي المِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الخُلُقِ، وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ» [سنن الترمذي: صحيح]

    Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat. [Sunan Tirmidzi: Sahih]

    BalasHapus
  33. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  34. Nama : Prayudha Aditya
    Kelas : HES A
    NIM : 2014114036

    Hadist tentang akhlak

    عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال : لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم فَاحِشاً وَلاَ مُتَفَحِّشاً وَكَانَ يَقُوْلُ : إِنَّ مِنْ خِيَارُكُمْ أَحْسَنُكُمْ أًخْلاَقاً رواه البخاري.

    Dari Abdullah bin Amru berkata: Nabi tidak pernah berbuat keji sendiri tidak pula berbuat keji kepada orang lain. Beliau bersabda: “Sesungguhnya termasuk sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR Bukhari)

    Perowi Hadits:
    Dia adalah Abdullah bin Amru bin Ash Bin Wa-il Al Qurosy bertemu Nabi e pada garis kakeknya Ka-ab bin Luay, salah seorang golongan yang pertama masuk Islam (as sabiqunal awalun). Banyak meriwayatkan hadits.

    Makna Secara Umum:
    Dalam hadits tersebut terdapat dalil akan baiknya akhlaq Nabi . Beliau adalah bukan seorang yang berbicara maupun berbuat kotor. “Fakhsy” adalah setiap sesuatu yang keluar dari kadarnya hingga dianggap buruk termasuk dalam perkataan, perbuatan dan sifat. Sedang “Fakhisy” orang yang berkata keji dan “Mutafakhisy” orang yang menggunakan kekejian supaya orang ketawa.
    Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang berkata dan berbuat keji”

    Tuntunan-Tuntunan:
    1. Keagungan syariat Islam dimana menyeru kaum muslimin untuk memiliki sifat-sifat yang utama misalnya; menghilangkan gangguan, menyambut orang dengan senyuman serta mencurahkan kebaikan.
    2. Wajib berpegang teguh dengan akhlak utama dan meninggalkan akhlak yang buruk.
    a Berakhlaq baik mendekatkan kepada kedudukan Nabi pada hari kiamat
    b Menghormati kaum muslimin dan mempergauli mereka dengan akhlak baik
    c Barangsiapa memiliki akhlaq baik memperoleh kecintaan Allah Ta’ala
    d Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya.

    Hadist tentang pajak

    عَنْ أَبِي الْخَيْرِ ، قَالَ : عَرَضَ مَسْلَمَةُ بْنُ مُخَلَّدٍ – وَكَانَ أَمِيرًا عَلَى مِصْرَ – عَلَى رُوَيْفِعِ بْنِ ثَابِتٍ ، أَنْ يُوَلِّيَهُ الْعُشُورَ ، فَقَالَ : إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ (1) : إِنَّ صَاحِبَ الْمَكْسِ فِي النَّارِ.
    “Dari Abu Khair Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata ; “Maslamah bin Makhlad (gubernur di negeri Mesir saat itu) menawarkankan tugas penarikan pajak kepada Ruwafi bin Tsabit Radhiyallahu ‘anhu, maka ia berkata : ‘Sesungguhnya para penarik/pemungut pajak (diadzab) di neraka” [HR Ahmad 4/143, Abu Dawud 2930]

    Syirkah

    Syirkah berasal dari kata syirkah yang berarti percampuran. Syirkah adalah pembiayaan berdasar akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian ditanggung oleh para pihak sebesar partisipasi modal yang disertakan dalam usaha (Sholihin, 2010).

    HR Abu Dawud Kitab Al Buyu’ dari Abu Hurairah:

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ قَالَ إِنَّ اللهَ يَقُولُ أَنَا ثَالِثُ الشَّرِيكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ فَإِذَا خَانَهُ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا * (تحقيق الألباني : ضعيف)

    Dari Abu Hurairah, bersabda Nabi saw:” Sesungguhnya Alloh berfirman:” Aku adalah orang yang ketiga dari dua orang yang bersyirkah, selama tidak mengkhianati salah satu dari keduanya pada saudaranya. Maka ketika ia mengkhianati pada saudaranya, maka Aku keluar dari syirkah mereka berdua.”

    HR Nasai dari Abdullah bin Mas’ud:

    عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ اشْتَرَكْتُ أَنَا وَعَمَّارٌ وَسَعْدٌ يَوْمَ بَدْرٍ فَجَاءَ سَعْدٌ بِأَسِيرَيْنِ وَلَمْ أَجِئْ أَنَا وَلَا عَمَّارٌ بِشَيْءٍ (سنن النسائي، تحقيق الألباني : ضعيف)
    Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: “Saya bersyirkah dengan ‘Ammar dan Sa’ad dalam hasil yang kami peroleh pada Perang Badar. Kemudian Sa’ad datang dengan membawa dua orang tawanan, sedangkan saya dan ‘Ammar datang dengan tidak membawa apa-apa”.

    BalasHapus
  35. Nama : Mei sufiyani
    Nim : 2014114039
    Kelas : HES A
    1. Hadist Kasih Sayang

    عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
    Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
    2. Hadits Akhlak


    «الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ» [صحيح مسلم]
    “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan keburukan adalah sesuatu yang mengganjal di dadamu (hatimu), dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya.” [Sahih Muslim]
    3. Hadits Jual Beli

    عن عائشة رضى الله تعالى عنها أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ اشْتَرَى طَعَاماً مِنْ يَهُودِيٍّ إِلَى أَجَلٍ وَرَهَنَهُ دِرْعاً مِنْ حَدِيدٍ
    Dari ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhaa : “Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan pembayaran tertunda dan menggadaikan baju besinya sebagai boroh atau gadai” [HR. Bukhari no. 2068, 2096, 2200, 2251, 2252, 2386, 2509, 2513, 2916, 4467; Muslim no. 1603; An-Nasa’i no. 4609, 4650; Ibnu Majah no. 2436; dan Ahmad no. 23626, 24746, 25403, 25467].
    4. Hadits Gadai
    5. حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ الرَّهْنُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ وَيُشْرَبُ لَبَنُ الدَّرِّ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا
    31.4/2328. Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Zakariya' dari 'Amir dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesuatu (hewan) yang digadaikan boleh dikendarai untuk dimanfaatkan, begitu juga susu hewan boleh diminum bila digadaikan.

    BalasHapus
  36. Nama : Muhammad agus kurniawan
    NIM :2014114052
    Prodi : Hukum Ekonomy Syariah


    hadits kasih sayang allah kepada hambannya


    عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىَّ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ إِذَا أَسْلَمَ الْعَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلاَمُهُ يُكَفِّرُ اللَّهُ عَنْهُ كُلَّ سَيِّئَةٍ كَانَ زَلَفَهَا ، وَكَانَ بَعْدَ ذَلِكَ الْقِصَاصُ ، الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ ، وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلاَّ أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهَا
    Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang masuk Islam kemudian Islamnya menjadi baik, maka Allah akan menghapus segala kejahatan yang telah dilakukannya. Setelah itu, ia akan diberi balasan yaitu setiap kebaikannya akan dibalas Allah sepuluh hingga tujuh ratus kali. Sedangkan kejahatannya dibalas setimpal dengan kejahatannya itu, kecuali jika Allah memaafkannya "

    hadits akhlaq
    عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ، "اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ" - رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح
    Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah ra dan Abu Abdurrahman Mu’adz bin Jabal ra menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan , niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulihah manusia dengan akhak terpuji.’ (HR. Turmudzi dan ia berkata, ‘Ini adalah hadits hasan’ dan di sebagian kitab disebutkan sebagai hadits hasan shahih).

    hadits hutang piutang

    عَنْ أَبِى قَتَادَةَ أَنَّهُ سَمِعَهُ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَامَ فِيهِمْ فَذَكَرَ لَهُمْ « أَنَّ الْجِهَادَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالإِيمَانَ بِاللَّهِ أَفْضَلُ الأَعْمَالِ ». فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ تُكَفَّرُ عَنِّى خَطَايَاىَ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَعَمْ إِنْ قُتِلْتَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ ». ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « كَيْفَ قُلْتَ ». قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قُتِلْتُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَتُكَفَّرُ عَنِّى خَطَايَاىَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « نَعَمْ وَأَنْتَ صَابِرٌ مُحْتَسِبٌ مُقْبِلٌ غَيْرُ مُدْبِرٍ إِلاَّ الدَّيْنَ فَإِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ لِى ذَلِكَ »
    , bahwasannya Rasulullah pernah berdiri ditDari Abu Qatadah tengah-tengah para sahabat, lalu Beliau mengingatkan mereka bahwa jihad di jalan Allah dan iman kepada-Nya adalah amalan yang paling afdhal. Kemudian berdirilah seorang sahabat, lalu bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku gugur di jalan Allah, apakah dosa-dosaku kepadanya “Ya, jikarakan terhapus dariku?” Maka jawab Rasulullah engkau gugur di jalan Allah dalam keadaan sabar mengharapkan pahala, maju pantang melarikan diri.” Kemudian Rasulullah bersabda: “Melainkan hutang, karena sesungguhnya Jibril ’alaihissalam menyampaikan hal itu kepadaku.” (HR. Muslim III/1501 no: 1885, At-Tirmidzi IV/412 no:1712, dan an-Nasa’i VI: 34 no.3157. dan di-shahih-kan oleh syaikh Al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil no: 1197).

    BalasHapus